ilustrasi |
Semua orang beramai-ramai menghujat, mencecar,
menyerampah, mencaki perusahaan milik negara tersebut. perusahaan yang
ditugaskan menyediakan dan mengaliri listrik ke seluruh pelosok negeri ini.
siapa lagi kalau bukan PLN. Perusahaan Listrik Negara kepanjangannya. Namun
banyak orang yang mempelesetkan dengan Perusahaan Lilin Negara. Sebuah ironi
memang. Namun begitulah realitas yang terjadi di negeri seribu pengamat ini.
Listrik mati suatu hal yang sudah biasa,
masyarakat sudah terbiasa dengan sumpah serapah dan cacian tidak senang
terhadap perusahaan negara itu. Belum lagi kerugian pelaku usaha jika ingin
dihitungkan. Satu kata yang pasti, persoalan energi tidak pernah usai di negeri
ini.
Dulunya, sewaktu kita sekolah masa kecil selalu
didengung-dengungkan di telinga kita bahwa negeri ini adalah negeri yang kaya,
negeri yang subur dengan sumber daya alam yang melimpah. Masa kecil yang bahagia
itu berakhir ketika usia kita beranjak dewasa. Kita memang punya alam dan hasil
alam yang melimpah tapi tidak pernah dengan seutuhnya bisa kita rasakan.
Terlalu banyak kepunyaan kita hanya masuk ke kantong orang tertentu saja.
Aceh sendiri saat ini masih mengandalkan
pasukan listrik dari Sumatera Utara(SUMUT). Kejadian sabtu kemarin yang
terjadinya kerusakan sehingga menyebabkan pesisir utara dan timur Aceh padam
membuktikan bahwa Aceh belum mandiri dalam persoalan listrik.
Pertanyaan besarnya adalah sampai kapan Aceh
harus bergantung persoalam listrik dari SUMUT? Jika mau dikaji secara mendalam,
terlalu banyak sumber energi di Aceh yang tidak dimamfaatkan atau mnungkin ada
yang memamfaatkan namun tidak bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Aceh.
Kewenangan yang diberikan pemerintah pusat
memungkinkan Aceh mengelola sendiri sektor energi yang bisa memajukan perekonomian
Aceh. listrik saat ini menjadi kebutuhan dalam perjalanan urat nadi kehidupan. Bisa
dibayangkan bila persoalan listrik tiada pernah usai sedangkan dengan kemajuan
teknologi mengharuskan kita memakai energi yang satu ini.
Aceh merupakan daerah yang memiliki banyak
potensi alam yang jika digarap dengan baik dan adanya keinginan pemerintah
sunggup listrik bukanlah suatu permasalahan lagi. Sebut saja panas bumi yang
dikandung perut Seulawah. namun proyek geothermal Seulawah berlarut-larut hingga
kini tanpa ada kepastian. Sungguh tidak pantas daerah yang potensinya melimpah
hanya terbuang sia-sia.
Lalu, Bagaimana Aceh mau menjadi sebuah Negara?
Listrik saja masih dari menggantungkan pada daerah lain.[]
Banda Aceh, Juni 2015
0 comments: