Itu merupakan suatu
pertanyaan yang selalu terpikirkan bagi mahasiswa psikologi. Namun kayak nya
bukan hanya mahasiswa psikologi yang demikian namun mahasiswa-mahasiswa di
bidang lain juga bertanya-tanya dengan kesarjanaan yang mereka miliki apa yang
mampu mereka lakukan.
Seorang
kawan pun sering berucap kenapa penulis bahwa hingga kini dia masih bingung
dengan arah kerja sarjana psikologi. Dia mengakui masih belum mengerti ke arah
mana sarjana psikologi nantinya harus berjalan menempatkan dirinya dengan
sarjana-sarjana yang lain yang bisa dibilang sudah arah dari kesarjanaan
mereka. Sekali lagi, si kawan masih
terombang ambing dalam kebingungan dan ketidakjelasan dari sebuah gelar sarjana
yang capek direnggutnya selama 4 tahun lebih kurang.
Ilustrasi |
Kebingungan
yang didera oleh si kawan penulis rasa ada benarnya juga. Saat ini sarjana
psikologi di indonesia sudah lumayan banyak. Namun, untuk di Aceh masih
terbilang sedikit. Terlepas dari semua itu, ilmu psikologi sudah ada
perkembangan yang baik di Aceh. sepengatahuan penulis di Aceh kini sudah ada
tiga kampus yang membuka program studi psikologi dan tahun ini rencananya program
studi psikologi juga akan dibuka di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Lalu
apa sih tantangan yang dihadapi oleh sarjana psikologi dalam menerapkan ilmu
yang dipelajarinya dengan bergelut dengan buku selama 4 tahun kurang lebih? Penulis
banyak membaca dan juga mendengar dari penuturan beberapa sarjana psikologi
bahwa peranan ilmu psikologi masih kurang perhatian dari pihak pemerintah.
Sarjana
psikologi belum dianggap menjadi psikolog bila belum mengambil master sehingga
dengan kesarjanaan saja tidak cukup syarat. Lalu dengan seseorang sarjana
psikologi dan dia tidak ada waktu melanjutkan ke jenjang master sedangkan untuk
menjadi psikolog harus sampai jenjang master, hal apa yang bisa dilakukannya? Bukan
sarjana yang demikian masih luntang lantung tak tahu arahnya?
Ketika
mau bekerja dengan profesional tidak diperbolehkan karena tidak sampai master. Mungkin
dalam segi pengalaman lebih banyak si yang sarjana daripada yang si master. Penulis
rasa hal tersebut masih menjadi masalah dalam kewenangan dan kebolehan yang
dimiliki oleh sarjana psikologi. Kesimpulannya sarjana psikologi masih setengah
jadi sehingga tidak kemana arah mengimpelentasikan yang didapat dari kampus.
Permasalahan
lain bagi sarjana psikologi dalam banyak kasus yang menyangkut dengan
kepribadian manusia para ahli psikologi jarang sekali digunakan. Contohnya dalam
persidangan di pengadilan dan lain-lain. para ahli psikologi masih kurang punya
tempat dalam hal-hal yang demikian. Begitupun dalam aturan kesehatan di negara
ini yang menempatkan ahli psikologi dibawah profesi dokter.
Terlepas
dari semua itu, tidak terlepas kemungkinan profesi dari sarjana psikologi
tahun-tahun mendatang sangat diperhitungkan mengingat “kegilaan” yang terjadi
di bumi saat ini. Penulis teringat seorang dosen psikologi pernah berucap”
selama manusia masih ada dibumi ini, maka kalian sarjana psikologi tidak pernah
tidak ada pekerjaan”.[]
Rukoh 2 Juli 2015
hmmm.....bikin bingung
ReplyDeletebingung kenapa ?
ReplyDelete