Powered by Blogger.

featured Slider

Sastra

Opini

Terkini

Masih Pentingkah OSPEK?
Ilustrasi

Tahun ajaran Baru pendidikan telah dimulai setelah libur panjang dan libur idul fitri. Dengan demikian, sudah menjadi kebiasaan yang mengakar mendarah daging dalam tradisi pendidikan kita adanya OSPEK atau perpeloncoan untuk anak-anak baru. Tradisi yang menurut akal logika jauh dari ranah dunianya pendidikan. Malah dapat dikatakan suatu pembodohan yang mengatasnamakan pendidikan dan dibalut dengan alasan-alasan perkenalan anak-anak baru terhadap institusi pendidikan dimana mereka berada kini.

Tahun ini, pemerintah dan dinas terkait sangat ketat melarang adanya prosesi mental penjajah tersebut di seluruh pelosok negeri ini. mulai dari tingkat pendidikan sekolah dasar(SD)sampai dengan perguruan tinggi(PT). Suatu apresiasi yang patut di acungi jempol dan semoga saja para para senior bisa mentaati aturan yang melarang adanya OSPEK atau MOS.

Nah, penulis disini lebih membahas mengenai OSPEK atau perpeloncoan yang berada di perguruan tinggi. Tepatnya di Universitas-Universitas baik negeri maupun swasta. Memang diakui, masa orientasi mahasiswa baru(MABA) saat ini sudah mulai berjalan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Masih Pentingkah OSPEK?
Ilustrasi

Ospek dimaknakan sebagai pengenalan, penyambutan, menepungtawari dan berbagai macam istilah yang lain yang kesemua itu dilakukan terhadap mahasiswa baru yang bertujuan supaya mahasiswa baru tersebut mengenal lingkungan kampusnya dan juga sistem pendidikan di kampus.

Pada masa Ospek tersebut biasanya mahasiswa baru akan digembleng rasa kebersamaan, rasa kepedulian dan lain-lain. Hemat kata, pada dasarnya ospek boleh-boleh saja bahkan bisa dikatakan berguna selama masih dalam koridor pendidikan dan tidak membodohi mahasiswa baru apalagi sampai merendahkan hak asasi manusia.

Namun, yang banyak terjadi dari ospek tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk balas dendam dari mahasiswa senior terhadap mahasiswa baru. Para mahasiswa senior yang dulunya mungkin juga pernah mendapatkan perlakuan tidak enak dari seniornya tentu dapat timbul niat melakukan hal yang sama pada adik-adik kelasnya sekarang. Ospek yang tidak sehat tersebut bisa menjadi suatu pembodohan massal terhadap calon-calon generasi muda negeri ini.  

Para mahasiswa baru diperlakuan dengan semena-mena yang mungkin sebagian dari mereka tidak ikhlas dengan perlakuan tersebut namun harus tetap dilakukan jika tidak ingin mendapatkan murka dari sang senior. Mereka para mahasiswa baru disuruh memakai pakaian yang memalukan, kaos kaki bola beda warna, penutup kepala yang aneh dan berbagai hal-hal lain yang terkesan ingin menghukum sang mahasiswa baru.

Beberapa tahun terakhir ini hal-hal yang demikian sudah berkurang. Di kampus penulis di Aceh, Kini Ospek yang demikian sudah berkurang dan mulai mengarah ke hal-hal yang lebih baik. Sepengetahuan penulis, Ospek di Fakultas dan jurusan sudah lebih terarah dan tidak seperti dulu-dulu. Di kampus Jantong Hate Rakyat Aceh ini, ospek di jurusan biasanya dinamai dengan pengenalan, pengesahan, peusijuek, silaturrahmi Aneuk(Anak) dari masing-masing fakultas atau jurusan. Misalnya Aneuk teknik, aneuk hukum, aneuk psikologi dan aneuk-aneuk yang lain.

Biasanya di ospek di jurusan dan fakultas tersebut ada di tes mental para mahasiswa baru. Para senior menunjukkan sikap jantannya kepada adik-adiknya yang masih lugu dengan menggertak dan lain-lain. penulis rasa itu hal biasa selama tidak keluar dari jalur. Biasanya pula, usai dari acara ospek yang demikian para senior dan mahasiswa baru akan beramah tamah layaknya kakak beradik bahkan bagi sebagian mahasiswa baru ospek menjadi kenangan tersendiri ketika mulai menjejaki dunia kampus.

Akhir kata, penulis berharap ospek yang tidak sehat musnah dari dunia pendidikan didunia ini. banyak hal yang positif yang bisa diperkenalkan ke mahasiswa baru tanpa harus melakukan pembodohan yang tidak ada mamfaat. Apalagi bagi mahasiswa yang merupakan generasi bangsa yang berperan penting dalam kemajuan negeri ini. mahasiswa bukan sebagai pelajar tertinggi mempunyai peran yang lebih dalam mengawal pemerintahan dan sebagai barisan terdepan dalam masyarakat untuk mewujudkan cita-cita dari negeri ini. Selamat datang adik-adik mahasiswa baru.[] 
Judul diatas bukanlah suatu mempromosikan suatu perusahaan yang mewujudkan impian anda dalam sekejab. Kata yang diatas bukanlah sebagai bentuk ajakan untuk menuju kesuksesan dengan cara yang cepat dan tepat. Judul di atas tersebut penulis kutip dari beberapa pengusaha(katanya) yang sukses dalam menjalankan bisnis yang cepat kaya(katanya) yang selama ini semakin merebak di Aceh khususnya. 

Selama ini semakin banyak para manusia yang mengiming-imingkan manusia yang lain cepat kaya atau sukses bahkan dalam waktu yang sangat cepat dan kini bukan masanya lagi untuk kerja Keras tapi kerja santai yang menghasilkan banya uang. Yang anehnya banyak pula orang-orang yang terpengaruh denga ajakan tersebut. orang-orang dengan mudahnya bisa terpengaruh untuk menjadi kaya dalam sesaat.

Gabung Dengan Kami, Sukses Menanti Anda
Ilustrai
Lalu, tanda tanya besar keluar di kepala penulis dan mungkin juga pembaca sekalian, apa mungkin dalam sekejap kita bisa menjadi orang sukses? Tanpa perlu bekerja keras kita dapat penghasilan jutaan perbulan? Kita kemanakan logika berfikir yang kita miliki sebagai manusia? Sedangkan jika kita ingin menelusuri lebih jauh orang yang benar-benar sukses butuh waktu panjang dan tidak sedikit tantangan dan kesulitan yang dihadapi pada masa-masa sebelum mencapai kesuksesan.

Baca Juga: 

Penulis tidak bermaksud mengusik bisnis-bisnis seperti demikian yang saat ini dijalankan banyak orang. Semua orang punya hak yang sama dalam mendapatkan pekerjaan dan memilih pekerjaan yang menurut orangnya sendiri cocok dan pantas. Namun yang perlu harus di ingat adalah keberlansungan dari pekerjaan yang sedang kita geluti apakah jangka panjang atau hanya sekedar untuk berhura karena banyak orang yang sedang mengarah ke pekerjaan tersebut dan kita dengan setia mengikutinya.

Ide tulisan ini hadir dibenak penulis melihat keadaan ekonomis masyarakat kita saat ini yang sangat rendah dalam hal apapun yang di mulai dari tingkat pendidikan dan kemiskinan sehingga dengan mudah tergiur dengan bonus-bonus besar dalam sekejap mata yang terkadang tidak disadari hanyalah sebuah penipuan belaka. Sudah saatnya kita jeli dengan orang-orang menawarkan kesuksesan dalam sekejap mata tanpa ada usaha yang berarti.[]

Banda Aceh, Juli 2015.
Karya: Barlian AW

Anjing di jalan-jalan
Anjing di dalam pekarangan
Anjing di dalam rumah
Anjing di hutan-huta perburuan
Anjing di tong-tong sampah
Siapakah pemiliknya
Yang memberi dia makan
Yang memanjakannya dengan daging dan tulang
Yang mengelusnya siang dan malam
Yang menambalkan namanya dengan berbagai sebutan
 
Anjing-anjing itu telah kita manjakan
ilustrasi
Anjing-anjing itu telah kita beri susu
Katanya agar handal untuk berburu
Telah kita beri dia roti
Agar gesit mengejar pencuri
Telah kita beri dia daging
Agar tanggung menggonggong bila datang maling

Anjing-anjing betina
Anjing-anjing jantan
Anjing putih anjing hitan anjing belang
Telah menggonggong seruan azan
Telah menggigit daging zaman

Karena mereka bukan lagi
Penjaga rumah dan pekarangan
Tak lagi mau berburu kecuali merampas roti anak-anak kita
Tak lagi mau menggonggong kecuali memangsai merpati
Piaraan

Mereka terlalu dimanjakan
Tidak sekedar simbol kesetiaan kepada sang tuan
Tidak lagi jadi penurut

Lihatlah di jalan-jalan dia mencegat siapa
Lihatlah di lorong-lorong dia menodong siapa saja
Lihatlah di gedung-gedung dia melindungi siapa
Mereka adalah penebar rabies dan najis

Dia adalah lambang kebiadaban
Dia adalah lambang kebengisan

Sumber: Ensiklopedia Aceh( Adat, hikayat dan satra) 


Itu merupakan suatu pertanyaan yang selalu terpikirkan bagi mahasiswa psikologi. Namun kayak nya bukan hanya mahasiswa psikologi yang demikian namun mahasiswa-mahasiswa di bidang lain juga bertanya-tanya dengan kesarjanaan yang mereka miliki apa yang mampu mereka lakukan. 

Seorang kawan pun sering berucap kenapa penulis bahwa hingga kini dia masih bingung dengan arah kerja sarjana psikologi. Dia mengakui masih belum mengerti ke arah mana sarjana psikologi nantinya harus berjalan menempatkan dirinya dengan sarjana-sarjana yang lain yang bisa dibilang sudah arah dari kesarjanaan mereka. Sekali lagi, si kawan  masih terombang ambing dalam kebingungan dan ketidakjelasan dari sebuah gelar sarjana yang capek direnggutnya selama 4 tahun lebih kurang.

Ilustrasi
Kebingungan yang didera oleh si kawan penulis rasa ada benarnya juga. Saat ini sarjana psikologi di indonesia sudah lumayan banyak. Namun, untuk di Aceh masih terbilang sedikit. Terlepas dari semua itu, ilmu psikologi sudah ada perkembangan yang baik di Aceh. sepengatahuan penulis di Aceh kini sudah ada tiga kampus yang membuka program studi psikologi dan tahun ini rencananya program studi psikologi juga akan dibuka di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

Lalu apa sih tantangan yang dihadapi oleh sarjana psikologi dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya dengan bergelut dengan buku selama 4 tahun kurang lebih? Penulis banyak membaca dan juga mendengar dari penuturan beberapa sarjana psikologi bahwa peranan ilmu psikologi masih kurang perhatian dari pihak pemerintah.

Sarjana psikologi belum dianggap menjadi psikolog bila belum mengambil master sehingga dengan kesarjanaan saja tidak cukup syarat. Lalu dengan seseorang sarjana psikologi dan dia tidak ada waktu melanjutkan ke jenjang master sedangkan untuk menjadi psikolog harus sampai jenjang master, hal apa yang bisa dilakukannya? Bukan sarjana yang demikian masih luntang lantung tak tahu arahnya?

Ketika mau bekerja dengan profesional tidak diperbolehkan karena tidak sampai master. Mungkin dalam segi pengalaman lebih banyak si yang sarjana daripada yang si master. Penulis rasa hal tersebut masih menjadi masalah dalam kewenangan dan kebolehan yang dimiliki oleh sarjana psikologi. Kesimpulannya sarjana psikologi masih setengah jadi sehingga tidak kemana arah mengimpelentasikan yang didapat dari kampus.

Permasalahan lain bagi sarjana psikologi dalam banyak kasus yang menyangkut dengan kepribadian manusia para ahli psikologi jarang sekali digunakan. Contohnya dalam persidangan di pengadilan dan lain-lain. para ahli psikologi masih kurang punya tempat dalam hal-hal yang demikian. Begitupun dalam aturan kesehatan di negara ini yang menempatkan ahli psikologi dibawah profesi dokter.

Terlepas dari semua itu, tidak terlepas kemungkinan profesi dari sarjana psikologi tahun-tahun mendatang sangat diperhitungkan mengingat “kegilaan” yang terjadi di bumi saat ini. Penulis teringat seorang dosen psikologi pernah berucap” selama manusia masih ada dibumi ini, maka kalian sarjana psikologi tidak pernah tidak ada pekerjaan”.[] 

Rukoh 2 Juli 2015



Tempat yang mulia
Untuk manusia yang
Ingin ketenangan jiwa
Belajar makna kehidupan
Dunia dan akhirat

Tempat yang suci
Dengan segala kehidupan
Yang terus mengalir
Tanpa peduli perhiasan dunia
Yang melupakan manusia akan dirinya

Tempat dimana sendi-sendi hidup
Dapat dimaknai dengan hati nurani
Belajar mencintai, menyayangi
Belajar agama, beribadan dan beramal

Kini aku sangat merindukan tempat itu
Kini aku ingin kembali ke tempat itu
Kini aku ingin hadir di tempat itu
Sungguh sungguh
Aku rindu suasana di tempat itu

Kini rasanya diri ini seperti semakin jauh dari Allah
Jauh dari perbuatan yang di perintahkannya
Hati ini ternodai dengan pernak pernik dunia
Terlena dan terombang ambing di dunia fana
Tanpa haluan tanpa sadar

Rindu Masa Itu

Rasanya ingin kembali ke tempat itu
Rindu nasehat dari teungku teungku
Rindu suasana yang menyejukkan jiwa
Dan hati menjadi tenteram
Sungguh
Aku merindukan tempat itu
Rindu Nyantri...
Rindu Dayah...
Rindu Ulumuddin...

Banda Aceh, Ramadan 1436 H



Antara Masjid dan Pasar

Bulan ramadan merupakan yang penuh rahmat dengan segala ampunan bagi siapa saja memohon kepada Allah. Bulan puasa menjadi suatu yang agung bagi umat muslim di seluruh dunia dan sangat dinanti-nantikan.

Pada bulan ramadan ada dua tempat yang memang sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat. Dua tempat yang tidak dapat dipungkiri karena sudah begitu terjadi. Yang pertama adalah Mesjid/Meunasah yang malam hari akan dipadati oleh masyarakat untuk melaksanakan salat sunat tarawih di malam ramadan. Sedangkan satu lagi tempat yang akan banyak didatangi oleh masyarakat saat bulan ramadan adalah Pasar.

Pasar menjadi tempat yang ramai dikala ramadan karena masyarakat akan ke pasar untuk membeli kebutuhan dapurnya. Selain itu, godaan akan menu menu untuk buka puasa sering membuat masyarakat lupa daratan. Kenapa penulis mengatakan dua tempat yang disebut diatas merupakan dua tempat yang ramai di bulan ramadan? Karena dalam kenyataannya memang demikian.

Mesjid dan juga meunasah(Jika di Aceh) menjadi ramai di malam hari dengan jamaah yang melaksanakan salat tarawih. Begitu juga pada waktu salat 5 waktu. Sampai-sampai banyak orang yang tidur-tiduran di mesjid setelah melaksanakan kewajibannya. Walaupun ada sebagian mesjid yang melarang keras tidur di Mesjid.

Keadaan seperti ini adalah suatu perilaku dan perbuatan yang baik tentunya. Di bulan yang mulia ini kita harus lebih mendekatkan diri dengan Allah dengan banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang mulia dan juga kewajiban kita sebagai muslim tidak sepatutnya tidak  dikerjakan. Bulan ramadan benar-benar melatih kita bukan hanya persoalan fisik saja seperti makan, minum dan lain-lain. namun juga akan melatih jiwa dan batin kita.

Banyak di antara kita selepas perginya bulan ramadan maka pergi pula perbuatan baik yang dilakukan pada bulan ramadan. Sungguh itu suatu kemalangan pada diri kita. Ketika ramadan telah pergi mesjid sudah mulai sepi dan contoh yang lain-lain  lagi.

Sedangkan satu tempat lagi benar-benar suatu tempat yang menjerumuskan pada perbuatan yang tidak baik walaupun ada mamfaat pula didalamnya. Pasar pada bulan ramadan menjadi sangat ramai dan biasanya ditandai dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok di pasaran.

Hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan di negeri ini. permintaan masyarakat yang tinggi di bulan ramadan menjadi permainan harga pasar. Masyarakat yang ke pasar untuk membeli kebutuhannya untuk keperluan berbuka puasa. Pembeli begitu mudah terkadang tergiur dengan deretan makanan yang di jaja oleh penjual. Apalagi kalau yang menjual adalah seorang gadis yang notabene nya cantik dam manis tentunya akan banyak pemuda yang mendekat untuk sekedar membeli dan hanya melihat si Gadis.

Namu, ketika waktu berbuka tiba, tidak semua yang sudah dibelinya mampu ditelan. Hanya nafsu belaka ketika siang harinya berpuasa dan akan makan sebanyaknya waktu berbuka sehingga banyak makanan yang terbuang mubazir dan mubazir adalah perbuatan setan. Oleh karena demikian sudah sepatutnya kita lebih mendekati tempat yang disebut pertama tadi dan menjauh dari tempat kedua bila tanpa ada keperluan...

Selamat menjalankan ibadah puasa....

Banda Aceh, Ramadhan 1436 H
Mahasiswa dan Teller Bank
ilustrasi

Disebuah bank nampak lalu lalang orang dengan keperluan dan kesibukan masing-masing. Para teller sedang melayani beberapa nasabah. Terlihat antrian tidak seberapa panjang dan tidak ramai seperti biasanya. Aku turut mengantri paling belakang.

“Ini dua-duanya Isvani? “Tanya Teller dengan dahi agak berkerut, bingung.

“ Iya” jawab Aku, singkat. Teller masih terlihat bingung belum mengerti, tatapan matanya mengarah kepadaku.

“ Oh iya, Aku kuliah dua Jurusan” Tambah aku karena melihat Teller dengan wajah manis itu semakin bingung tak menentu.

“oh iaia” dia melanjutkan lagi tugasnya.

“Emang enggak capek kuliah 2 jurusan, Dek? tanya teller rada-rada mau tahu dan juga sok-sok peduli.

“ ia capek lah kak, semua hal itu pasti capek, Cuma kalau udah terbiasa gak terasa lagi capeknya” kakak teller itu nampak mengangguk saja sembari sesekali melihat ke layar komputernya.

Setelah proses pembayaran usai, sembari menyerahkan slip sah pembayaran tadi. Gadis teller tadi berucap.

“hebat ia bisa kuliah dua jurusan” ucapnya sambil menebar senyum manis penghuni bank.

“ Iaa biasa aja lah, selagi masih mampu” jawab aku singkat dengan memcoba membalas senyumannya dan bersegera mengambil slip tersebut tanpa lupa mengucapkan terimakasih kemudian meninggalkan bank tersebut.

Begitulah selalu kondisi saat aku membayar uang pendidikan di Bank. Nama yang sama di slip pembayaran yang berbeda terkadang membuat Teller kebingungan. Namun kali ini si Teller agak rewel dengan menanyakan ini itu. Mungkin saja hanya basa basi semata dan bukan suatu persoalan yang berarti. Hanya saja terkadang Meu ulak-ulak hate dengan senyum yang dibuat-buat. Entahlah...

Rukoh, Juni 2015